DIKSRI II (Pendidikan Seni Religi II) UKM IQSAN UNTIDAR 2025

Pada hari Sabtu, 3 Mei 2025 telah dilaksanakan Acara DIKSRI II (Pendidikan Seni Religi II) UKM IQSAN UNTIDAR 2025 yang bertempat di Balai RW 07 Potrobangsan. Tahun ini DIKSRI II mengusung tema “Membangun Sinergi Berorganisasi yang Solid dan Berkarakter Islami”. Kegiatan ini merupakan sebuah pelatihan bagi anggota yang telah memenuhi syarat dan fungsionaris yang belum melaksanakan DIKSRI II. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam membangun jiwa berorganisasi serta sebagai wadah untuk jenjang pendidikan formal UKM IQSAN guna mempersiapkan kepengurusan mendatang. Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah bagi setiap individu untuk dapat berani public speaking, saling mengenal dengan sesama anggota dan pengurus UKM IQSAN. Dengan terlaksananya acara ini, harapan kami peserta dapat berperan dalam perkembangan organisasi dan semakin cinta kepada UKM IQSAN Universitas Tidar.
Pada hari pertama diawali dengan kumpul bersama di Masjid Kampus Tuguran untuk berangkat bersama menuju tempat kegiatan,
Pada sambutan pembina UKM IQSAN UNTIDAR Pak Ulyan.
“Dalam acara DIKSRI II (Pendidikan Seni Religi II) ini penting dilaksanakan karena selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari pemateri, tentunya untuk bekal kita dalam meneruskan dan menjalankan keorganisasian. Ikutilah acara ini dengan hitmat sampai selesai” tutur beliau dalam sambutan singkatnya.
Selain Pembina UKM IQSAN UNTIDAR, ketua umum Mas Aditya Indra Kusuma juga memberikan sambutannya.
“Terima kasih kepada peserta yang telah mendaftar DIKSRI II karena acara ini penting dilaksanakan juga sebab nantinya akan digunakan sebagai syarat mendaftar fungsionaris bahkan disinipun ada peserta yang sudah menjadi fungsionaris tetapi belum memiliki sertifikat DIKSRI II. Dengan demikian, gunakan kesempatan acara ini dengan sebaik-baiknya agar dapat memudahkan proses pendaftaran fungsionaris ke depannya” ujar beliau.
Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan kegiatan pembagian kelompok yang beranggotakan enam orang. Setelah itu, dilanjut dengan kegiatan ice breaking yang dipandu oleh Mba Choirin Nasiroh dengan bermain tabak-tabakan “tacing dan tidak tacing.” Kemudian, Mba Choirin menunjuk salah satu peserta untuk memandu teman-temannya dalam melakukan ice breaking. Peserta yang ditunjuk bernama Abu Mansur, ia melakukan tebak-tebakan matematika, seperti satu tambah satu sama dengan tiga. Dalam ice breaking kali ini tentunya membuat peserta yang lain berpikir sekaligus bingung mengenai jawabannya. Dari peserta ada yang bilang “kok bisa jadi tiga.” Ini merupakan kegiatan seru-seruan sehingga menambah kesan pesan yang amat menyenangkan.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemateri tentang keorganisasian oleh Bapak Nur Cholis. Materi yang dipaparkan mengenai mimpi yang di cita-citakan. Mimpi harus dikejar bukan hanya rebahan tanpa mengejar, tentunya mimpi tidak akan pernah tergapai. Mimpi yang terkejar akan mendatangkan rezeki yang tidak harus berbentuk uang tetapi segala sesuatu yang membuatnya bahagia. Mimpi biasanya sangat berkaitan dengan pendidikan, yang mana pendidikan dilakukan untuk mendidik manusia menjadi lebih baik, tetapi yang diutamakan tentunya akhlak dan adab kemudian kecerdasan seseorang. Pesan yang disampaikan beliau adalah jadilah seseorang yang diharapkan kehadirannya oleh orang lain karena memiliki akhlak yang baik.
Setelah mendapatkan materi, sie acara memaparkan mengenai konsep pengerjaan studi kasus dan kemudian membagikan soalnya. Waktu pengerjaan selama 30 menit kemudian dilanjutkan dengan presentasi maju ke depan setiap kelompok. Setelah proses pengerjaan studi kasus selesai, peserta diminta untuk menjawab soal melalui Kahoot yang sudah disediakan oleh panitia. Konsep pengerjaannya setiap kelompok cukup memakai satu akun dan dikerjakan bersama-sama. Proses pengerjaan quiz berjalan dengan lancar dan dimenangkan oleh kelompok enam.
Diakhir acara terdapat pembagian hadiah peserta teraktif dan juara dalam mengerjakan quiz. Kemudian, dilanjutkan dengan khataman Al-Qur’an dan Mahalul Qiyam yang diisi oleh rebana dan imam khataman. Sesi paling akhir adalah dokumentasi kegiatan DIKSRI II.